Pengelolaan Danau dan Rawa di wilayah Lubai dan Rambang mmenggunakan, Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,weaknesses, opportunities, dan threats).
Danau adalah sebuah cekungan di muka bumi dimana jumlah air yang masuk lebih besar dari air yang keluar. Bentang perairan darat yang juga banyak kita jumpai adalah danau. Secara sederhana, danau dapat diartikan sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air (umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. Sebagian besar sumber air yang mengisi cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang bersangkutan. Pada wilayah Lubai dan Rambang, sumber air danau dari Sungai Lubai dan Sungai Rambang.
Rawa juga dikatakan sebagai genangan air di daratan pada cekungan yang relatif dangkal. Pada wilayah Lubai dan Rambang, terdapat rawa yang airnya tidak selalu tergenang yaitu rawa yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai Lubai dan Sungai Rambang. Proses pergantian air yang senantiasa berlangsung mengakibatkan kondisi air di wilayah rawa tidak terlalu asam sehingga beberapa jenis hewan dan tanaman mampu hidup dan beradaptasi dengan wilayah ini.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan, sesuai dengan potensi dan permasalahan, maka berdasarkan data yang didapatkan dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lahan pertanian di Lubai dan Rambang, bersifat kualitatif dengan melakukan identifikasi secara sistematis terhadap berbagai faktor yang melingkupinya. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)
Identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode brainstorming dengan tokoh-tokoh masyarakat dan hasil observasi lapangan. Dalam menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pemberian bobot melalui penghitungan beberapa aspek dari tiap faktor antara lain :
Urgensi faktor terhadap misi, meliputi nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF).
Dukungan faktor terhadap misi, meliputi nilai dukungan (ND) dan nilai bobot dukungan (NBD).
Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi nilai keterkaitan, nilai rata-rata keterkaitan (NRK), nilai bobot keterkaitan (NBK).
Penilaian aspek-aspek tersebut dilakukan secara kualitatif yang dikuantifikasi berdasarkan skala Likert dengan model skala nilai. Skala nilai yang dipakai antara 1 – 5. Adapun kriteria pemberian bobot sebagai berikut :
5 = Sangat tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
4 = Tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
3 = Cukup tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
2 = Kurang nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
1 = Sangat kurang nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
Disamping itu, diperhitungkan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dari 4 hingga 1, yaitu dari sangat menonjol sampai kurang menonjol. Perinciannya sebagai berikut :
4 = Sangat menonjol
3 = Menonjol
2 = Cukup menonjol
1 = Kurang menonjol
Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan sekaligus menghindari subyektifitas penilaian, tokoh-tokoh masyarakat dilibatkan dalam suatu tim kerja untuk melakukan brainstorming berdasarkan penilaian masing-masing tanpa pengaruh dari pihak lain. Penilaian tim kerja dilakukan terhadap nilai rrgensi (NU), nilai dukungan (ND), nilai keterkaitan (NK) dan rating.
Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan sekaligus menghindari subyektifitas penilaian, tokoh-tokoh masyarakat dilibatkan dalam suatu tim kerja untuk melakukan brainstorming berdasarkan penilaian masing-masing tanpa pengaruh dari pihak lain. Penilaian tim kerja dilakukan terhadap nilai rrgensi (NU), nilai dukungan (ND), nilai keterkaitan (NK) dan rating.
Dengan menghubungkan keterkaitan unsur-unsur internal dan eksternal dalam bentuk matrik SWOT seperti dalam Tabel 2, akan diperoleh dasar-dasar perencanaan strategi. Ada empat strategi yang diperoleh dari matrik tersebut :
Strategi SO : yaitu membuat strategi dengan cara menngunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO : yaitu membuat strategi dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST : yaitu membuat strategi dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi SO : yaitu membuat strategi dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.
Dari analisis matrik SWOT tersebut akan dihasilkan alternatif strategi pengelolaan Danau dan rawa di wilayah Lubai dan Rambang. Strategi-strategi alternatif yang didapatkan kemudian diukur ber -dasarkan keterkaitannya dengan beberapa unsur. Unsur-unsur yang digunakan antara lain :
Urgensi
Kemampuan kendali
Biaya
Fisibilitas sosial
Fisibilitas administrasi
Landasan legal
Keterkaitan dengan unsur-unsur tersebut diberikan nilai dari 1 – 5, dimana semakin tinggi nilainya berarti keterkaitan dengan unsur tersebut semakin besar dan relatif tidak ada kendala dalam mendukung alternatif strategi yang ditawarkan.
Perinciannya sebagai berikut :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
Dari penjumlahan nilai-nilai unsur terkait didapatkan 4 (empat) strategi dengan nilai tertinggi yang dijadikan sebagai urutan prioritas pemecahan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar